Wednesday 27 December 2017

Cara menghilangkan penyakit hati

✍ Cara Menghilangkan Penyakit Hati ✍

Pertanyaan:
Assalaamu 'alaikum ustadz, bagaimana cara menghilangkan marah, dengki dan  kebiasaan membicarakan kejelekan orang lain, dan agar agar penyakit itu hilang dari hati, ustadz?

Jawab:
Wa 'alaikumus salaam wa rahmatullaahi wa barakaatuh.

Caranya, kalau hal itu muncul, segera disadari bahwa sifat-sifat itu adalah sifat buruk yang dilarang Allah dan harus dihindari, dan jangan diperturutkan.

Untuk mencegah marah, Nabi SAW menuntunkan apabila marah supaya membaca ta'awwudz, dan supaya duduk. Jika masih marah, supaya berbaring. Dan dalam hadits lain disebutkan, apabila marah, berwudlulah. Dalam بب disebutkian:

عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ: اِسْتَبَّ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيّ ص وَ نَحْنُ عِنْدَهُ جُلُوْسٌ وَ اَحَدُهُمَا يَسُبُّ صَاحِبَهُ مُغْضَبًا قَدِ احْمَرَّ وَجْهُهُ. فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اِنّيْ لَاَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا لَذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَقَالُوْا لِلرَّجُلِ: اَلَا تَسْمَعُ مَا يَقُوْلُ النَّبِيُّ ص قَالَ: اِنّى لَسْتُ بِمَجْنُوْنٍ. البخارى 7: 99

Dari Sulaiman bin Shurad, ia berkata : Ketika kami duduk di sisi Nabi SAW, ada dua orang saling mencaci. Lalu salah seorang diantara keduanya menjadi marah, merah mukanya. Kemudian Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya aku mengetahui suatu kalimat seandainya ia mau mengucapkannya pastilah hilang marah itu darinya, seandainya ia mengucapkan : A'uudzu billaahi minasy-syaithoonir rojiim (Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk)". Kemudian orang-orang berkata kepada laki-laki tersebut, "Tahukah kamu apa yang disabdakan oleh Nabi SAW tadi ?". Orang yang marah itu menjawab, "Aku ini tidak gila !". [HR. Bukhari juz 7, hal. 99]

عَنْ اَبِى وَائِلٍ اْلقَاصّ قَالَ: دَخَلْنَا عَلَى عُرْوَةَ بْنِ مُحَمَّدٍ السَّعْدِيّ فَكَلَّمَهُ رَجُلٌ فَأَغْضَبَهُ، فَقَامَ فَتَوَضَّأَ، فَقَالَ: حَدَّثَنِى اَبِيْ عَنْ جَدّيْ عَطِيَّةَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّ اْلغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ. وَ اِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ. وَ اِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ، فَاِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ. ابو داود 4: 249، رقم: 4784

Dari Abu Wail Al-Qaashsh, ia berkata, "Saya pernah datang kepada 'Urwah bin Muhammad As-Sa'diy, lalu ada seorang laki-laki yang berbicara kepadanya yang membuatnya marah, maka ia bangkit lalu berwudlu. (Setelah berwudlu) kemudian ia berkata : Ayahku mencerita-kan kepadaku dari kakekku yaitu 'Athiyah, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya marah itu dari syetan dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api, dan hanyasanya api itu dipadamkan dengan air, maka apabila salah seorang diantara kalian marah hendaklah ia berwudlu". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4784]

عَنْ اَبِى ذَرّ قَالَ: اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لَنَا: اِذَا غَضِبَ اَحَدُكُمْ وَ هُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَاِنْ ذَهَبَ عَنْهُ اْلغَضَبُ. وَ اِلاَّ فَلْيَضْطَجِعْ. ابو داود 4: 249، رقم: 4782

Dari Abu Dzarr, ia berkata: Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada kami, "Apabila salah seorang diantara kalian marah dalam keadaan berdiri maka hendaklah ia duduk, niscaya akan hilang marahnya. Dan jika belum hilang marahnya, maka hendaklah ia berbaring (tiduran)". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 249, no. 4782]

Untuk mencegah dengki, ketahuilah bahwa dengki itu dilarang, dan bahwa dengki itu merusak amal kebaikan, sebagaimana api memakan/membakar rumut. Dalam hadits diriwayatkan:

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رض اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: لَا تَبَاغَضُوْا وَ لَا تَحَاسَدُوْا وَ لَا تَدَابَرُوْا وَ كُوْنُوْا عِبَادَ اللهِ اِخْوَانًا. وَ لَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ اَنْ يَهْجُرَ اَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثَةِ اَيَّامٍ. البخارى 7: 88

Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, jangan saling mendengki, jangan saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 88]

عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اِيَّاكُمْ وَ

Monday 25 December 2017

Dialog Kyai Dan Pendeta Tentang Tahun Baru Masehi

*Dialog Kyai Dan Pendeta Tentang Tahun Baru Masehi.*

Oleh :

KH. DR. Tb. Abdurrahman Anwar Al Bantany.
(Wakil Ketua Dewan Fatwa DPP Tarbiyah PERTI Dan Ketua Badan Nasab Kesulthanan Banten BNKB)

Pak Kyai: Maaf Pak Pendeta, sebentar lagi 1 January Tahun Baru Masehi akan segera tiba, apa yang dilakukan oleh umat Kristen pada malam tahun baru 1 Januari tersebut?

Pendeta: Kami di malam tahun baru tersebut tidak ada kegiatan yang istimewa, ya seperti biasa malamnya jam 19.00 sampai jam 20.00 mengadakan kebaktian di Gereja masing-masing lalu pulang, Dan paginya jam 07.00 sampai jam 09.00 ke Gereja kembali. Itu saja kegiatan kami.

Pak Kyai: Oh jadi itu saja ya gak ada aktifitas yang istimewa.

Pendeta: Iya itu saja.

Pak Kyai: Apakah dari umat Kristiani tidak ada yang turun ke jalan untuk memeriahkan tahun baru anda?

Pendeta: Tidak ada.

Pak Kyai: Kenapa mereka tidak turun ke jalan memeriahkan tahun barunya?

Pendeta: Lah buat apa kami turun kejalan, tanpa kami turun ke jalan juga umat Islam sudah memeriahkan tahun baru kami ko.

Pak Kyai: Maksudnya bagaimana?

Pendeta: Iya kami tidak perlu turun ke jalan karena kami sangat menghaturkan terimakasih kepada umat Islam yang telah memeriahkan dan meramaikan Tahun Baru kami.

Coba Pak Kyai lihat saat tahun baru kami tiba, yang dagang petasan umat Islam, yang beli petasan umat Islam, yang bakar petasan umat Islam untuk merayakan Tahun Baru kami.

Yang dagang terompet umat Islam, yang beli terompet umat Islam dan yang meniup terompet umat Islam demi memeriahkan tahun baru kami.

Yang dagang kembang api umat Islam, yang beli kembang api umat Islam dan yang membakar kembang api umat Islam untuk memeriahkan tahun baru kami.

Umat Islam berbondong-bondong ke ancol, ke TMII, ke puncak dan tempat tempat hiburan, jalan-jalan tumpah ruah penuh dan macet dalam rangka memeriahkan tahun baru kami.

Jadi buat apa kami turun ke jalan memeriahkan tahun baru kami, tanpa kami turun kejalan umat Islam sudah turun ke jalan memeriahkan tahun baru kami. Terimakasih Pak Kyai sampaikan kepada umat Islam yang telah turut serta memeriahkan tahun baru kami.

Pak Kyai: Oooh gitu ya, iya nanti kami sampaikan ke umat Islam bahwa orang-orang kristen sangat berterimaksih kepada umat Islam yang telah meramaikan Tahun Baru Masehi 1 Januari.

Coba kita fikir  dialog antara Kyai dan Pendeta tersebut, apakah kita umat Islam dari tahun ke tahun akan terus terusan meramaikan dan memeriahkan Tahun Baru Masehi, yg mubazir itu,  sementara tahun Baru Hijriyah malah di abaikan ...???

Kerjakan sesuatu yg bermanfaat n diridhoi Allāh Ta'ala.

Sunday 24 December 2017

Amalan ketika terjadi gempa

Amalan-Amalan Ketika Terjadi Gempa

Oleh : Abu Ubaidah Yusuf As Sidawi

Ketika gempa bumi menyapa, bila tsunami menghampiri manusia, ketika para korban berjatuhan meninggal dunia, ketika bangunan hancur berkeping-keping menjadi tanah, ketika para wanita menjadi janda dan anak-anak menjadi yatim tanpa orang tua … pada saat itu semua hendaknya kita semua lebih mendekatkan diri kepada Allah, mengingat akhirat, segera bertaubat, bersemangat ibadah, dan tidak tertipu dengan dunia yang fana.

Berikut ini beberapa amalan yang hendaknya dilakukan ketika gempa dan tsunami terjadi:

1. Taubat kepada Allah
Sesungguhnya peristiwa ini akan membuahkan bertambahnya iman seorang mukmin, memperkuat hubungannya dengan Allah. Dia sadar bahwa musibah-musibah ini tidak lain dan tidak bukan adalah akibat dosa-dosa anak manusia berupa kesyirikan, kebid’ahan, dan kemaksiatan. Tidaklah terjadi suatu malapetaka melainkan karena dosa, dan malapetaka itu tidak akan dicabut oleh Allah kecuali dengan taubat.
Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah berkata, “Kadang-kadang Allah mengizinkan bumi bernapas sehingga mengakibatkan gempa dan tsunami yang dahsyat, sehingga hal itu menjadikan ketakutan kepada Allah, kesedihan, taubat dan berserah diri kepada Allah”.

2. Banyak berdzikir, do’a, dan istighfar kepada Allah
Imam Syafi’i mengatakan, “Obat yang paling mujarab untuk mengobati bencana adalah memperbanyak tasbih”. Imam as-Suyuthi berkomentar, “Hal itu karena dzikir dapat mengangkat bencana dan adzab, sebagaimana firman Allah:

ﻓَﻠَﻮْﻟَﺂ ﺃَﻧَّﻪُۥ ﻛَﺎﻥَ ﻣِﻦَ ﭐﻟْﻤُﺴَﺒِّﺤِﻴﻦَ ﴿١٤٣﴾ ﻟَﻠَﺒِﺚَ ﻓِﻰ ﺑَﻄْﻨِﻪِۦٓ ﺇِﻟَﻰٰ ﻳَﻮْﻡِ ﻳُﺒْﻌَﺜُﻮﻥَ ﴿١٤٤﴾

"Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit ” (QS. ash-Shoffat [37]: 143–144).

Renungkanlah juga bersama saya firman Allah:

ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻟِﻴُﻌَﺬِّﺑَﻬُﻢْ ﻭَﺃَﻧﺖَ ﻓِﻴﻬِﻢْۚ ﻭَﻣَﺎ ﻛَﺎﻥَ ﭐﻟﻠَّﻪُ ﻣُﻌَﺬِّﺑَﻬُﻢْ ﻭَﻫُﻢْ ﻳَﺴْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﻥَ ﴿٣٣﴾
“ Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka, sedang kamu berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun ” (QS. al-Anfal [8]: 33).

Ayat mulia ini menunjukkan bahwa ada dua hal yang dapat melindungi manusia dari adzab. Pertama, adanya Nabi Muhammad di tengah-tengah manusia dan ini bersifat sementara. Kedua, istighfar dan meninggalkan segala dosa dan ini bersifat seterusnya sekalipun Nabi telah meninggal dunia.

3. Membantu para korban bencana
Saudaraku, bila kita sekarang dalam kenikmatan dan kesenangan, kita bisa makan, minum, dan memiliki rumah, maka ingatlah saudara-saudaramu yang terkena bencana. Saat ini mereka sedang kesusahan dan kesulitan. Maka ulurkanlah tanganmu untuk membantu mereka semampu mungkin. Rasulullah
Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

ﻣَﻦْ ﻧَﻔَّﺲَ ﻋَﻦْ ﻣُﺆْﻣِﻦٍ ﻛُﺮْﺑَﺔً ﻣِﻦْ ﻛُﺮَﺏِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻧَﻔَّﺲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ ﻛُﺮْﺑَﺔً ﻣِﻦْ ﻛُﺮَﺏِ ﻳَﻮْﻡِ ﺍﻟْﻘِﻴَﺎﻣَﺔِ
“ Barang siapa yang membantu menghilangkan kesusahan seorang mukmin di dunia, maka Allah akan menghilangkan kesusahan darinya besok di hari kiamat ” (HR. Muslim no. 2699).

Terlebih lagi orang kaya, pengusaha, pemerintah, dan bangsawan, hendaknya mereka mengeluarkan hartanya untuk membantu para korban. Dahulu, tatkala terjadi gempa pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, beliau menulis surat kepada para gubernurnya untuk bersedekah dan memerintah rakyat untuk bersedekah.
Dan hendaknya para relawan saling membantu dan saling melengkapi antar sesama sehingga terwujudlah apa yang menjadi tujuan mereka, jangan sampai ada terjadi pertengkaran atau perasaan bahwa dia adalah orang yang paling pantas dibanding lainnya.

4. Menegakkan Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Sebagaimana tadi kita sebutkan bahwa termasuk faktor terjadinya gempa adalah dosa umat manusia maka hendaknya hal itu dihilangkan, salah satu caranya dengan menegakkan dakwah, saling menasihati, dan amar ma’ruf nahi munkar sehingga mengecillah kemungkaran. Adapun bila kita acuh tak acuh dan mendiamkan kemungkaran maka tak ayal lagi bencana tersebut akan kembali menimpa kita.

ﻟُﻌِﻦَ ﭐﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻛَﻔَﺮُﻭﺍ۟ ﻣِﻦ

Tip Menjadikan solat kita Khusuk

tips-tips untuk menjadikan shalat kita khusyu:

1. Persiapan Diri Untuk Shalat

Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal. Diantaranya menjawab seruan adzan dan dilanjutkan dengan berdoa sesudah adzan, menyempurnakan wudhu, menyiapkan diri untuk shalat dengan memilih pakaian yang bagus dan harum, bersegera pergi menuju masjid dengan ketenangan, menunggu shalat berjamaah dimulai dan segera melurus-rapatkan shaf (barisan) karena setan selalu mencari celah-celah untuk dilaluinya.

2. Thuma'ninah dalam Shalat

Orang yang tidak melakukan thuma'ninah dalam shalatnya, tidak mungkin dapat mencapai kekhusyuan, karena shalat yang dikerjakan dengan cepat-cepat dapat menghilangkan kekhusyuan dan dapat menghilangkan pahala.
"Sejahat-jahat manusia adalah pencuri, yaitu orang yang mencuri dari shalatnya." Qatadah bertanya,"Ya Rasulullah, bagaimana ia bisa mencuri shalatnya?" Beliau menjawab."Ia tidak emnyempurnakan ruku dan sujudnya." (Ahmad)

3. Mengingat mati dalam shalat

"Ingatlah kematian dalam shalatmu, karena apabila seseorang mengingat kematian dalam shalatnya, sudah pasti ia akan berusaha keras untuk menyempurnakan shalatnya. Dan, shalatlah kamu seperti shalatnya seseorang yang tidak membayangkan bahwa dirinya bisa mengerjakan shalat sesudah itu." (As-silsilah Ash-Shahihah oleh Albani)

4. Menghayati ayat-ayat dan  zikir yang dibaca serta berinteraksi dengannya

Diantara  hal-hal yang dapat membantu kita menghayati al-Quran adalah membaca ayat-ayat al-Quran secara berulang-ulang sambil membiasakan diri mengamati artinya. Selain itu, hal lain yang dapat mebantu kita agar dapat menghayati ayat-ayat al-quran adalah dengan mengadakan interaksi dengan ayat-ayat tersebut. Juga diantara hal-hal yang dapat membantu penghayatan (terhadap ayat-ayat yang dibacanya) adalah membaca al-quran  dan berbagai macam dzikir yang terdapat pada rukum-rukun shalat dengan segala variasinya. Setelah dihafal maka dibaca, direnungkan dan difikirkannya. Diantara bukti interaksi kita terhadap ayat-ayat al-quran ialah ketika kita mengucapkan amin setelah membaca al-Fatihah. Atau seperti apa yang diriwayatkan Hudzaifah,"Pada suatu malam saya shalat bersama Rasulullah. Beliau membaca al-Quran dengan perlahan-lahan. Apabila melewati ayat yang mengandung tasbih, beliau pasti mebaca tasbih. Apabila melewati ayat yang berisikan permohonan (kepada Allah), belaiu memohon. Dan, apabila melewati ayat yang berisikan permohonan perlindungan beliau pasti memohon perlindungan (kepada Allah)." (Muslim)

5. Mentartil bacaan ayat per ayat

Metode memotong bacaan ayat per ayat dilakukan untuk lebih mempercepat memahami sekaligus menghayati ayat-ayat tersebut. Bahkan hal yang demikian itu merupakan Sunnah Nabi sebagaimana yang dituturkan oleh Ummu Salamah mengenai bacaan Rasulullah, "Bismillahirrahmaanirrahiim." Dalam satu riwayat disebutkan," Kemudian beliau berhenti sejenak, lalu membaca alhamdu lillahi rabbil 'alamiin, kemudian berhenti. Setelah itu membaca ar-rahmaanir rahiim." Dalam riwayat yang lain disebutkan,"Kemudian beliau berhenti, lalu membaca maaliki yaumid diin, sambil memutus-mutuskan ayat demi ayat."

6. Membaca dengan tartil dan memperbagus suara bacaannya

Membaca al-Quran dengan tartil dan perlahan-lahan itu lebih mendorong si pembacanya untuk menghayati dan bersikap khusyu. Keadaan yang demikian itu berbeda dengan membaca secara cepat den tergesa-gesa. Yang juga dapat membantu kekhusyuan dalam shalat adalah memperbagus suara bacaan. Hal ini bukan berrati melenggak-lenggokkan suara dan membaca berdasarkan bacaan orang lain yang tidak benar. Akan tetapi suara itu dikatakan indah bila disertai dengan bacaan yang mengandung kesedihan, seperti disabdakan Nabi,"Sesungguhnya di antara manusia yang suaranya bagus ketika membaca al-Quran adalah apabila kamu mendengar al-quran itu dibacanya, kamu mengira bahwa dia benar-benar takut kepada Allah." (Ibnu majah)

7. Menyadari bahwa Allah pasti Mengabulkan doa dalam shalatnya

"Apabila salah seseorang diantaramu berdiri shalat, sesungguhnya ia sedang bermunajah kepada Rabb-nya, maka hendaklah ia memperhatikan bagaimana cara bermunajah kepada-Nya (yang baik)." (Mustadrak al-Haakim)

8. Shalat dengan Menghadap dan dekat kepada Tabir

"Apabila salah seorang dari kalian shalat, hendaklah ia menghadap ke arah tabir dan dekat kepadanya." (Abu Daud)

"Apabila salah seorang kamu shalat ke arah tabir hendaklah mendekatinya, maka setan tidak dapat memutus kan shalatnya." (Abu Daud)

9. Meletakkan Tangan Kanan di atas Tangan Kiri di atas dada

Ibnu Hajar Rahimahullah berkata bahwa para ulama berkata,"Hikmah dari posisi tangan seperti itu ketika shalat adalah membuktikan sikap seseorang yang meminta dengan penuh kehinadinaan dan ketundukan. Keadaan seperti itu akan lebih mencegah dari sikap main-main (yang tidak ada kaiatannya dengan shalat) dan justru akan lebih mendekatkan kepada kekhusyuan."

10. Memandang ke tempat sujud

"Apabila shalat, Rasulullah biasa menundukkan kepalanya dan mengarahkan pandangannya ke tanah (ke tempat sujud)." (Hakim)
Adapun dalam duduk Tasyahhud dianjurkan memandang ke arah jari telunjuk tangannya yang dipergunakan untuk isyarat sambil digerak-gerakkan.

11. Menggerak-gerakkan jari telunjuk

Bnayak sekali orang yang shalat mengabaikan masalah ini. Apalagi mereka tidak mengerti tentang manfaatnya yang begitu besar dan dampak positif yang ditimbulkan dalam rangka membantu tercapainya kekhusyuan. Rasulullah bersabda:
"Sesungguhnya menggerak-gerakkan jari telunjuk itu lebih dahsyat untuk mengalahkan syetan daripada besi." (Ahmad)

12. Membaca beragam surat, ayat, zikir, dan doa dalam shalat

Hal ini sangat membantu untuk selalu memiliki perasaan baru dalam menerima kandungan ayat, zikir, dan doa yang dibacanya. Hal ini juga merupakan Sunnah Nabi bahkan lebih sempurna dalam mencapai kekhusyuan. Misalnya dalam doa iftitah, terkadang kita membaca:
Allahamumma naa'id baini wa baina khathaayaaaya kama baa'adta bainal masyriqi wal maghribi ...

Dilain kesempatan kita membaca:
Subhaanaka Allahumma wa bi hamdika wa tabaaraka ismuka wa taala jadduka wa laa ilaaha ghaairuka

atau disaat yang lain membaca:
Wajjahtu wajhiya lilladzi fatharas samaawaati wal ardha haniifan ....

13. Membaca Sujud Tilawah bila membaca ayat sajdah

Melakukan Sujud tilawah ketika shalat itu besar sekali gunanya karena dapat menambah kekhusyuan dalam shalat.

14. Berlindung kepada Allah dari godaan syetan

Untuk menghadapi tipu daya setan, sekaligus untuk menghilangkan waswas yang dibisikkan oleh setan, nabi telah menunjukkan kepada kita terapi berikut ini:

"Abul Aash berkata,"Ya Rasulullah, sesungguhnya setan telah menghalang-halangi antara aku dan shalatku serta bacaanku dan mengacaukannya terhadapku." Lalu Rasulullah bersabda,"Itulah setan yang dinamakan Khanzab. Jika kamu merasakan keberadaannya maka berlindunglah kepada Allah darinya dan meludahlah ke sebelah kirimu tiga kali." Kata Abul Aash," Lalu aku mengerjakan hal demikian itu, maka Allah menghilangkan hal itu dari diriku." (Muslim)

"Sesungguhnya apabila salah seorang kamu berdiri shalat maka datanglah setan untuk mengacaukan shalatnya dan membuatnya ragu sehingga tidak mengerti berapa rakaat dia telah mengerjakan shalat. Apabila salah seorang dari kamu merasakan demikian, hendaklah sujud dua kali dalam keadaan duduk."(Bukhari)

"Apabila salah seorang dari kamu mengerjakan shalat, lalu merasakan gerakan pada duburnya, apakah berhadats atau tidak, sehingga ia ragu-ragu maka sekali-kali janganlah keluar dari shalat (membatalkannya) sebelum mendengar (kentut) atau mencium baunya." (Thabrani)

15. Merenungi ihwal orang-orang salaf dalam mengerjakan shalat

Hal ini dapat menambah kekhusyaun dalam shalat sekaligus dapat terdorong untuk mengikuti jejak mereka. Misalnya seperti ibnu Zubair Radhiyallahu 'anhuberdiri dala melaksanakan shalat, dia bagaikan sebatang kayu karena khusyuknya. Ketika dia sujud, manjanik 'peluru' musuh mengenai bagian dari pakaiannya, namun dia tidak mengangkat kepalanya. Sebagian mereka ada pula yang mukanya berubah menjadi kuning apabila ia berwudhu untuk menunaikan shalat. Ketika ditanyakan kenapa seperti itu, dia menjawab,"Aku mengerti bahwa aku akan berdiri di hadapan zat Yang Maha tinggi."

16. Mengetahui  keistimewaan khusyu dalam shalat

"Sesungguhnya seseorang yang mengerjakan shalat, tidaklah dicatat baginya dari shalat kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya." (Ahmad)

"Siapa orang muslim yang waktu shalat wajib tiba lalu berusaha menyempurnakan wudhu, khusyu, dan rukunya, maka shalatnya itu menjadi penghapus dosa-dosa selama setahun selama dia tidak mengerjakan dosa besar." (Muslim)

17. Bersungguh-sungguh dalam berdoa ditempat-tempat tertentu terutama dalam sujud

"Seseorang yang paling dekat kepada Allah ialah ketiak ia dalam keadaan sujud. Maka perbanyaklah berdoa (didalamnya)." (Muslim)

18. Membaca dzikir-dzikir sesudah shalat

Jika kita mau mengamati dzikir-dzikir yang dibaca setelah shalat, akan kita dapatkan dzikir-dzikir tersebut dimulai dengan istighfar sebanyak tiga kali. Bacaan istighfar itu menggambarkan seolah-olah orang yang shalat itu memohon ampunan kepada Allah atas segala kekurangan yang dilakukannya selama shalat, atas usahanya yang belum optimal dalam mencapai kekhusyuan dalam shalat.

19. Berusaha menghilangkan sesuatu yang dapat mengganggu orang shalat

Termasuk kategori semacam ini adalah berhati-hati melakukan shalat di tempat-tempat yang sangat gaduh dan bising karena disampingnya banyak orang yang ngobrol ke sana ke mari. Hendaknya menghindarkan diri dari melakukan shalat ditempat-tempat hiburan dan segala sesuatu yang dapat mengganggu pandangannya. Di samping itu, hendaknya juga menghindarkan diri dari melaksanakan shalat ditempat-tempat yang amat panas.

20. Hendaknya tidak melakukan shalat dengan memakai pakaian yang ada hiasan, tulisan, warna-warni atau gambar-gambar yang mengganggu orang shalat

21. Jangan shalat sementara hidangan telah tersedia

"Tidak (boleh) shalat sementara makanan telah tersedia di hadapannya." (Muslim)

22. Jangan mengerjakan shalat shalat sambil menahan buang air

"Apabila salah seorang kamu hendak pergi ke jamban sementara shalat telah dimulai, maka hendaklah didahulukan pergi ke jamban." (Abu Daud)

23. Hendaklah tidak mengerjakan shalat dalam keadaan mengantuk

"Apabila salah seorang dari kalian mengantuk, sedangkan ia mengerjakan shalat, maka hendaklah tidur hingga hilanglah kantuknya, karena apabila mengantuk maka ia tidak mengerti yang seharusnya ia beristighfar , namun nyatanya ia mencaci maki dirinya sendiri." (Bukhari)

24. Hendaknya tidak shalat di belakang orang yang berbicara atau tidur

"Janganlah kamu melaksanakan shalat dibelakang orang yang sedang tidur dan jangan pula dibelakang orang yang sedang berbicara." (Abu Daus)

25. Tidak Menyibukkan diri dengan meratakan kerikil/pasir/tanah (Tempat Sujud)

"Janganlah kamu menyapu (pasir) padahal kamu sedang shalat. Tetapi jika kamu perlu maka (boleh) menyapu sekali saja." (Abu Daud)

26. Tidak mengganggu orang lain dengan bacaan (keras)

"Ketahuilah, sesungguhnya kalian sedang bermunajah kepada Allah, maka sekali-kali janganlah sebagian kamu mengganggu sebagian yang lain dalam shalatnya, dan janganlah sebagian kamu mengeraskan bacaan terhadap sebagian yang lain." Atau beliau bersabda,"Janganlah sebagian dari kalian  mengeraskan suara dengan bacaan al-Quran." (Ahmad)

27. Tidak Menoleh dalam Shalat

"Allah Azza wa Jalla senantiasa menghadap kepada seseorang yang tengah shalat selama ia tidak berpaling muka. Apabila ia berpaling muka maka Allah pun berpaling darinya." (Abu Daud)

28. Tidak menengadahkan Pandangan

"Apabila salah seorang dari kalian sedang melaksanakan shalat maka sekali-kali jangan menengadahkan pandangannya agar penglihatannya tidak berkilau." (Ahmad)

29. Tidak meludah ke arah depan ketika shalat

"Apabila seseorang dari kamu sedang shalat maka janganlah meludah ke depan karena Allah berada dihadapannya ketika ia sedang shalat." (Bukhari)

"Apabila salah seorang dari kalian berdiri shalat maka sebenarnya ia sedang bermunajah kepada Rabb-nya. Allah berada diantara dia dan kiblatnya. Janganlah meludah ke arah kiblatnya, tetapi hendaklah di sebelah kiri atau dibawah tumitnya." (Bukhari)

Apabila lantai masjid itu dilapisi sajadah dan sejenisnya sebagaimana yang kita saksikan pada zaman sekarang, maka bila dianggap perlu kita mengeluarkan sapu tangan atau sejenisnya lalu meludah ke dalamnya kemudian menyimpan sapu tangan tersebut.

30. Berusaha secara maksimal untuk tidak menguap ketika shalat

"Apabila salah seorang dari kalian sedang menguap dalam shalat maka tahanlah semampu mungkin karena setan masuk (mengganggunya)." (Muslim)

31. Tidak Berkacak Pinggang

"Nabi melarang orang shalat dengan berkacak pinggang." (Abu Daud)

32. Tidak mengulurkan kain sampai ke tanah dalam shalat

"Rasulullah melarang mengulurkan kain sampai ke tanah ketika shalat dan juga melarang seseorang menutup mulutnya." (Abu Daud)

33. Tidak boleh meniru-niru Binatang

Larangan meniru-niru binatang mencakup beberapa sifat shalat dan gerakannya. Ada riwayat bahwa Rasulullah melarang tiga perkara dalam shalat: mematuk seperti burung gagak (rukuk dan sujudnya cepat), membentangkan tangan bagaikan binatang buas, dan menguasai tempat tertentu (di dalam masjid untuk shalat) seperti unta menderum. (Ahmad)

 

Saturday 23 December 2017

Antara benar dan merasa benar

*ANTARA BENAR DAN MERASA BENAR*

Menjadi Benar itu penting, namun Merasa Benar itu tidak baik.
Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, tetapi bukan Merasa Benar.

PERBEDAAN ORANG BENAR DAN ORANG YG MERASA BENAR.

1🔅Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yg paling benar.

2   Sebaliknya orang yg merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yg paling  benar.

3🔸Orang Benar,  bisa menyadari kesalahannya.

4🔸Sedangkan Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.

5🔸Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati.

6🔸 Tetapi Orang Yg Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi,  Karena merasa paling benar, mereka cenderung Tinggi Hati.

7🔸Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil.

8🔸Orang Yg Merasa Benar, Hatinya Keras, Ia sulit untuk  menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.

9🔸Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian.

10🔸Orang Yg Merasa Benar: berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan atau mempedulikan perasaan orang lain*

11🔸Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani oleh hampir semua orang.

12🔸Sedangkan orang yg Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yg berpikiran sempit, dan yg sepemikiran dgnnya, atau mereka yg hanya 'sekedar ingin memanfaatkan' dirinya.

13🔸Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.

14🔸Bila kita sudah termasuk tipe Orang Benar, tetaplah dalam Kebenaran dan selalu Rendah Hati.

Semoga menginspirasi kita untuk menjadi benar dan tidak merasa diri benar...

Peran Penting Etika Bisnis

REVIEW JURNAL Judul Peran Penting Etika Bisnis Bagi perusaahaan-Perusahaan Indonesia Dalam Bersaing di Era Masyarakat...